Agoda

NEW POST! 5 Destinasi Wajib di Pulau Weh, Sabang

5 Destinasi Wajib di Pulau Weh, Sabang: Eksotisme Ujung Barat Indonesia yang Bikin Rindu Balik Lagi!

🌴 Pesona Pulau Weh, Ujung Barat Indonesia

Pantai Iboih dengan air laut jernih kebiruan 

Hi Guys, kembali lagi di cerita perjalanan explore Indonesia bareng aku.
Kali ini aku mau bawa kalian ke sebuah pulau indah di ujung barat Indonesia, tepatnya Pulau Weh, Sabang.

Buat kalian yang suka traveling ke tempat dengan pemandangan eksotis, pantai yang masih alami, air sebening kristal, ditambah keramahan penduduk lokal yang bikin hati hangat, pulau Weh wajib banget masuk bucket list.

Banyak orang mengenal Sabang hanya lewat lagu “Dari Sabang sampai Merauke”.Tapi percaya deh, begitu kalian menginjakkan kaki di sini, kalian akan jatuh cinta dengan pesona alamnya. Pulau kecil yang berada di ujung barat Indonesia ini ternyata bukan hanya cantik, tapi juga penuh kejutan. Mulai dari pantai dengan air sebening kristal, kuliner khas Aceh yang bikin nagih, hingga keramahan penduduknya yang bikin hati hangat.

Di artikel ini aku akan share pengalaman lengkap saat pertama kali menjejakkan kaki di Pulau Weh, mulai dari Pantai Iboih yang terkenal banget, snorkeling di Pulau Rubiah, menikmati Rujak Aceh di Tugu Nol Kilometer, sampai menginap di resort cantik seperti Freddies dan Casanemo.

Yuk langsung kita mulai perjalanan seru ini! 🚀✨


πŸ–️ 1. Pantai Iboih - Gerbang Wisata Bahari Sabang

Setelah sampai di Kota Sabang pagi hari, aku langsung memutuskan untuk menuju Pantai Iboih. Alasannya simpel pantai ini sering banget muncul di virtual tour dan feed traveler di internet. Dari dulu aku penasaran, dan akhirnya kesampaian juga.

Perjalanan menuju Iboih butuh sekitar 45 menit sampai 1 jam naik motor dari pelabuhan. Sesampainya di sana, aku langsung cari penginapan dan akhirnya menginap di Olala CafΓ© dan Bungalows. Lokasinya tepat di pinggir pantai dengan view laut biru jernih.

Kamar yang aku dapat kebetulan menghadap laut, dan di depan kamar sudah ada hammock buat santai. Bayangin aja, tiduran sambil lihat laut lepas dan suara ombak. Rasanya tenang banget.

 Pemandangan dari dalam kamar Olala Bungalows

Interior kamar di Olala Bungalows sederhana tapi estetik. Semua berbahan kayu, mulai dari lantai, dinding, sampai atapnya. Rasanya benar-benar menyatu dengan alam. Harga kamarnya sekitar Rp200.000 per malam.

Tips buat kalian yang mau ke sini:

  • Kalau datang pas musim ramai, sebaiknya booking dulu lewat aplikasi biar aman.

  • Tapi kalau mau pilih kamar dengan posisi strategis (view laut misalnya), bisa datang langsung, bisa pilih kamar dengan view terbaik.

Malamnya, aku makan nasi ayam penyet yang sudah kubeli di Kota Sabang. Harganya cuma Rp10.000 aja! Besok paginya untuk sarapan aku masak mie instan pakai kompor listrik kecil yang kubawa dari rumah. Tips banget buat kalian yang mau traveling hemat di Sabang. 

Bikin Sarapan pakai Alat Masak Listrik Portable

setelah sarapan, ini yang bikin aku bangun dengan semangat yaitu snorkeling di depan kamar. Serius, ini pengalaman yang luar biasa. Tanpa harus sewa kapal atau pergi jauh, tinggal nyebur dari depan penginapan, kamu sudah bisa lihat ikan-ikan cantik dan karang warna-warni. Aku bawa Mask Snorkling sendiri jadi bisa langsung nyemplung tanpa pinjem-pinjem alat snorkle.

Mask Snorkle yang aku beli secara online

Pantai Iboih benar-benar jadi gerbang pertama untuk jatuh cinta dengan Sabang. 


πŸ™️ 2. Kota Sabang & Kuliner Khas Aceh

Suasana kota kecil Sabang

Hari berikutnya, aku pindah penginapan ke Kota Sabang. Dari Pantai Iboih ke pusat kota sekitar 30-45 menit perjalanan. Kali ini aku menginap di Penginapan Kenangan. Harganya murah banget, hanya Rp90.000 per malam dan  Pesan melalui Aplikasi Online secara random aja.

Kenangan Guest House Sabang

 Ruang Tengah Guest House yang Nyaman

Yang bikin pengalaman ini berkesan, aku ketemu langsung dengan pemilik penginapan, seorang bapak ramah yang ternyata pensiunan bank yang sama dengan Bank tempat aku pernah bekerja dulu aku lupa kenapa kami bisa memulai pembicaraan sampai ke pengalaman pekerjaan seperti ini. yang serunya lagi, beliau pernah bekerja di divisi yang sama dengan aku dulu! walaupun kita kantornya berbeda kota, karena budaya perusahaan aku dulu harus diaplikasikan sama dari Sabang ke Merauke hehe Rasanya seperti ketemu teman sendiri di tanah perantauan. Suatu kebetulan yang bikin Kenangan tak terlupakan hehe. Kalau kalian pingin menginap disini dan ketemu Bapaknya sampaikan salamku ya semoga sehat selalu Bapak dan keluarganya. tunjukin tulisan ini juga boleh hehehe.

 Bersama pemilik kenangan Guest House

Kota Sabang sendiri vibes-nya tenang. Karena pulau kecil, di manapun kalian berada tetap dekat dengan laut. Di sini aku coba kuliner lokal di sebuah warung makan di Jalan Perdagangan, Sabang. Konsepnya unik: nasi dan sayur gratis, tapi lauk dihitung per jenis. Aku coba ikan marlin seharga Rp15.000 seporsi. Rasanya khas masakan Aceh, mirip nasi padang tapi bumbunya lebih kaya rempah.

Rumah Makan Murah Raya, Jalan Perdagangan, Sabang

Malamnya, aku ke kawasan Menara Merah Putih Sabang. Selain bisa naik ke menara setinggi 70 meter, di sekitar sini banyak penjual makanan. Aku coba sate gurita kuah padang unik banget walau teksturnya agak alot. 

Menara Merah Putih, Sabang

Kalau kalian suka wisata kuliner, Kota Sabang penuh dengan kejutan rasa yang gak akan kalian temui di tempat lain.


3. 🌏 Tugu Nol Kilometer - Menyentuh Ujung Barat Indonesia

Tugu Nol Kilometer, ikon wisata Sabang

Kalau ke Sabang, belum lengkap tanpa mampir ke Tugu Nol Kilometer. Monumen ini adalah penanda resmi ujung paling barat Indonesia.

Selain berfoto dengan latar monumen, yang paling seru adalah mencoba Rujak Aceh khas Sabang yang banyak dijual di pintu masuk area. Bumbu rujaknya unik banget: selain gula merah, kacang, dan cabai, ditambah buah rumbia dan buah batok. Rasa manis, asam, dan pedas berpadu sempurna. Cocok banget dimakan di tengah panas terik Sabang. 

                                Buah Batok                                                               Buah Rumbia
Rujak Aceh Sabang dengan bumbu khas

Tips penting buat kalian: jangan tinggalkan tas di motor, karena ada monyet liar yang bisa mengambil barangmu. Lebih aman disimpan di jok motor. Di sini juga ada jasa pencetakan sertifikat sebagai bukti pernah sampai ke Nol Kilometer Indonesia. Harganya sekitar Rp25.000. 


4. 🌊 Pulau Rubiah - Surga Snorkeling & Diving

Pemandangan dari Pulau Rubiah

Tak jauh dari Iboih, ada Pulau Rubiah. Dari Pelabuhan Teupin Layeu, kamu bisa menyeberang dengan kapal kecil. Pulau ini dulunya adalah pusat karantina haji, tapi sekarang dikenal sebagai surga bawah laut. Airnya sebening kaca, penuh ikan warna-warni dan terumbu karang indah. Aku hanya menikmati pantai sambil menunggu teman yang diving, tapi banyak juga wisatawan yang belajar snorkeling di sini. 

Menunggu teman yang lagi latihan diving

Kalau kamu belum pernah menyelam, banyak instruktur lokal yang siap membantu. Bahkan ada temanku, Ikhsan, yang bisa kamu hubungi via Instagram untuk info tentang Trip diving dan wisata lumba-lumba di Sabang. ini link instagramnya Hub Ikhsan disini!

Ikhsan siap menemani perjalanan kalian

Pulau Rubiah ini wajib banget kamu masukkan ke itinerary kalau suka laut. 


5. πŸ–️ Resort Cantik di Sabang: Dari The Hawk’s Nest hingga Freddies

Setelah puas menikmati Pulau Rubiah, aku kembali ke Pantai Iboih untuk beristirahat sejenak. Namun kali ini aku memilih jalur berbeda menuju Kota Sabang, agar bisa sekalian mampir ke beberapa spot lain yang tak kalah menarik.

Di perjalanan, aku sempat melewati Pantai Gapang, sebuah pantai yang terkenal di kalangan penyelam. Pantainya lebih tenang dibanding Iboih, dan banyak resort maupun dive center di sini. Aku juga sempat melihat dari luar The Pade Resort, salah satu resort mewah dengan lokasi strategis. Sayangnya aku hanya sekadar lewat, karena memang niatku saat itu lebih fokus menjelajah ketimbang menginap lama di satu tempat.

Tak jauh dari sana, ada juga Gua Sarang, destinasi wisata alam yang sekarang sedang hits. Dari ketinggian, terlihat pemandangan laut yang luas dengan tebing-tebing indah. Aku hanya mampir sebentar, sekadar menikmati angin laut dan memandang ombak menghantam karang.

Panorama Gua Sarang Sabang

Barulah setelah itu aku melanjutkan perjalanan menuju deretan resort cantik di Sabang.

🌿 The Hawk’s Nest Resort

Salah satu resort yang sempat aku datangi adalah The Hawk’s Nest Resort. Lokasinya sangat privat, cocok banget buat kamu yang ingin benar-benar istirahat tanpa gangguan. Suasananya tenang, jauh dari keramaian, dan dikelilingi pepohonan hijau.

Namun karena aku masih ingin terus menjelajah Sabang, aku memutuskan tidak menginap di sana. Tapi jujur, tempat ini bisa jadi pilihan utama kalau suatu hari aku ingin kembali untuk liburan ala healing.

🌊 The Freddies Resort di Pantai Sumur Tiga

Pilihan penginapan berikutnya jatuh pada The Freddies Resort di Pantai Sumur Tiga. Wah, resort ini benar-benar memanjakan hati. Begitu sampai, aku langsung jatuh cinta dengan suasananya yang romantis dan arsitektur bangunannya yang estetik.

Setiap sudut resort terasa hangat, apalagi lokasinya langsung menghadap laut. Bangun tidur dengan suara ombak, lalu sarapan sambil menatap matahari terbit di ufuk timur, adalah pengalaman yang sulit aku lupakan.

Resort Freddies di Pantai Sumur Tiga

Di sebelahnya ada Casanemo Resort, yang juga tak kalah indah. Dua resort ini bisa ditempuh dengan jalan kaki, jadi kalau kamu menginap beberapa malam bisa sekalian mencoba suasana berbeda.

Casanemo Resort sederetan Freddies Resort  

Aktivitas favoritku di Resort Freddies tentu saja snorkeling langsung di halaman resort. Bayangin, tinggal jalan beberapa langkah dari kamar, nyemplung ke laut, dan langsung disambut ikan warna-warni. Terumbu karangnya memang masih baru ditanam, tapi keindahannya tetap menenangkan hati.

Snorkling langsung dihalaman resort

Aku juga sempat mencoba pizza buatan Freddies yang terkenal enak. Sambil ditemani teh susu dingin, rasanya jadi kombinasi sempurna untuk sore yang santai. Malam harinya aku makan nasi goreng di restoran Casanemo, ditemani lampu temaram dan suara laut. Suasana pantai yang romantis benar-benar bikin betah. 

Pizza The Freddies

Selain alamnya yang indah, salah satu hal yang paling membekas selama di Sabang adalah keramahan penduduk lokalnya.

Saat perjalanan pulang menuju Pelabuhan Balohan, aku sempat disapa oleh seorang kakak yang ternyata adalah petugas resort the hawk's Nest Rasanya hangat sekali bisa dikenali.

Bahkan ada seorang pemuda yang menyapaku saat aku sedang jajan di sebuah warung kecil. Katanya dia melihatku sehari sebelumnya di Pulau Rubiah. Bayangin, di pulau kecil seperti Sabang, suasana akrab seperti ini bikin kita merasa benar-benar diterima.

Pengalaman ini mengingatkanku bahwa sebuah perjalanan bukan hanya tentang tempat yang kita kunjungi, tapi juga tentang orang-orang yang kita temui. Dan di Sabang, keramahan penduduknya adalah bagian dari keindahan itu sendiri.


✨ Penutup: Pulau Weh, Surga Eksotis yang Selalu Dirindukan

Pulau Weh di Sabang bukan sekadar destinasi wisata, tapi sebuah pengalaman hidup. Dari Pantai Iboih yang mempesona, Kota Sabang dengan kuliner khasnya, Tugu Nol Kilometer yang penuh makna, Pulau Rubiah yang indah, hingga Pantai Sumur Tiga yang romantis, semuanya membuatku jatuh cinta pada pulau kecil ini.

Penduduknya ramah, makanannya enak, penginapannya penuh kenangan. Sabang bukan hanya tempat singgah, tapi pulau yang membuat kita merasa pulang.

Kalau kamu mencari destinasi liburan di Indonesia yang indah, terjangkau, dan penuh cerita, Pulau Weh, Sabang jawabannya.

Jangan lupa ikuti juga cerita perjalanan aku lainnya di Instagram, TikTok, Facebook, dan YouTube dengan nama Ayudelight

kalian juga bisa menonton video perjalanan aku dari Banda Aceh ke Pulau Sabang dengan tranportasi hemat ala aku disini: 
 

dan Video perjalanan dari Medan ke Banda Aceh disini 

Sampai jumpa di petualangan berikutnya!

Komentar

Postingan Populer